Apa itu reksadana (RD) or mutual fund kayanya udah ngga perlu dibahas lagi kali yah, kebanyak orang skarang udah tau tentang produk ini. Apalagi skarang ini RD udah jadi favorit orang-orang untuk nabung/invest dibandingin nempatin di deposito.
Banyak orang yang dengan beragam alasan belum punya RD tapi udah sangat-sangat familiar dengan produk ini. So, setuju lah ya ngga perlu dibahas.
Tapi biar pun udah kondang gitu tetep aja masih banyak orang yang belum sepenuhnya tau dimana dan gimana cara beli produk-produk RD tersebut. Jadi kali ini gw coba ngasih sedikit informasi tentang hal ini berdasarkan pengalaman gw.
Dimana beli reksadana?
Saat ini RD pada dasarnya bisa diperoleh di 2 lokasi: langsung melalui Manajer Investasi (MI) atau melalui Bank Penjual RD. Masing-masing punya kelebihan dan kekurangannya.
Manajer Investasi
Keunggulannya adalah kita bisa lebih jelas mendapatkan informasi tentang semua produk yang mereka terbitin (walau pun ini masih tergantung dari agent yang kita hadapi). Selain itu juga dana setoran awal dan top up berikutnya biasanya relative rendah dibandingkan dengan yang dijual di bank.
Agent-agent ini juga mau untuk dateng ngejelasin tentang produk mereka di tempat kita. Selain itu juga kebanyakan yang gw tau para MI ini ngga mengenakan biaya apa pun pada saat pembelian. Paling materai doang di awal buka account.
Kekurangannya, agak-agak ngerepotin sih. Soalnya gini, saat kita mo beli RD, kita harus dateng dulu ke bank penjual produk tersebut. Udah gitu bukti pembeliannya harus kita fax ke MI dan kemudian confirm via telpon ke agent bahwa kita udah ngefax dan minta mereka mengexecute pembelian ngikutin NAB hari itu or besoknya.
Bank penjual
Keunggulannya yang utama adalah praktis. Kita cukup datang ke customer service trus ditunjukin berbagai produk yang dijual ama mereka dan kita bebas untuk milih.
Ini tentu beda dengan kalo lewat MI langsung karena produk yang dijual pasti hanya terbatas pada produk mereka sendiri. Hanya mungkin para customer service di bank tidak akan sejago para sales MI dalam penjelasan detail. Barangnya sama aja kok.
Kelemahannya hanya terletak pada fee setiap kali pembelian dilakukan. Tapi biasanya ngga mahal, berkisar antara 0.5% – 2% aja. Yang 2% pun biasanya dikenakan untuk pembelian dengan autodebet ato internet banking.
Tapi sbenernya ini murah banget lho. Gw aja beli RD ke Mandiri cuma kena fee 0.75%. Gw beli 1 juta, Cuma bayar 7500. Ga perlu nge fax, ga perlu nge hubungin MI lagi.
Kelemahan lain, banyak bank yang masih mensyaratkan jumlah pembelian minimum yang tinggi untuk produk2 yang mereka jual sehingga butuh modal besar untuk mulai berinvestasi. Bahkan ada beberapa bank yang hanya menjual reksadana kepada nasabah premium saja.
Tapi ada beberapa bank (misalnya Mandiri) yang mensyaratkan pembelian minimum yang rendah, cuma 500ribu untuk pembelian awal dan 100ribu setiap kali top up. Murah meriah kan? Eh ini bukan mo promo Mandiri lho, cuma contoh aja, mungkin bisa digunain untuk benchmark saat nanya-nanya tentang RD ke bank masing-masing.
Tips membeli reksadana
Sedikit tips, sebaiknya sebelum memutuskan untuk membeli RD, di MI atau pun melalui bank, kita udah harus punya target mengenai produk apa yang ingin kita beli. Caranya:
RD jenis apa yang mo dibeli?
Saham, campuran, pendapatan tetap, pasar uang, atau terproteksi? Ini semua balik lagi kepada profil risiko tiap orang, tujuan investasi dan juga jangka waktu investasi yang diinginkan.
Produk RD apa yang ingin dibeli?
Tentunya harus sedikit meriset perkembangan produk2 investasi yang ada di Indonesia dulu. Ini gampang kok, tinggal liat aja table infonya di media seperti bisnis Indonesia (cetak or e-paper) atau Infovesta.
Semua RD disajikan lengkap di sana dan up to date, lengkap dengan historical performance, mulai return 1 hari sampe 5 tahun terakhir. Tinggal pilih deh, liat return yang oke plus MI yang bagus.
So, selamat berburu RD. Mulailah investasi dengan teratur sedini mungkin….
Image: goodreturns.in
boleh gak saya d email info mengenai rd yg bagus itu apa? dalam artian retur nya bagus? dan sy masih bingung mengenai rd ini apakah hasil yg didapat itu perbulan atau gimana ya? sori kalo banyak nanya soalnya bener buta nih.. tq untuk pencerahannya
Reksadana itu dibagi dalam beberapa macam berdasarkan underlying asset nya, seperti RD saham, RD pendapatan tetap (obligasi), RD pasar uang dan RD campuran. Ada lagi variasi lainnya seperti RD terproteksi dan RD indeks. Untuk pemilihannya, berbalik kepada profil risiko Ibu sendiri, seberapa besar Ibu mampu mentolerir risiko serta tujuan dan jangka waktu investasi itu sendiri.
Untuk lengkapnya Ibu bisa baca di blognya pak Aidil Akbar (www.aidilakbar.com), dimana beliau pernah nulis lengkap ttg reksadana secara berseri (sekitar april 2010). Pak Aidil ini adalah salah satu perencana keuangan papan atas Indonesia, yg pastinya bisa lebih jelas dalam menjelaskan dibanding saya.
Untuk returnya sendiri, Ibu bisa liat setiap hari melalui http://www.infovesta.com.
Om kl beli reksadana itu apa sama kyk ikutan ansuransi, maksudnya kalo kita beli RD senilai misalnya 1 juta apa tiap bulan kita harus setor uang 1 jt selama beberapa tahun gitu ato cukup sekali setor trus dibiarin aja kl ada duit bisa kita beli yg lainnya? Maklum om pemain baru
Pada dasarnya pembelian RD itu fleksibel, kayak kita nabung biasa aja. So mo skali beli terus dibiarin aja bisa, mo rutin beli dalam periode tertentu jg ngga apa-apa. Yg penting sesuai dengan nilai minimum pembelian yang dipersyaratkan. Namun bisa juga kita memilih cara autoinvest, dimana tiap bulan dana di rekening kita akan dipotong secara rutin dalam jumlah tertentu (sesuai dgn permintaan kita) dalam jangka waktu tertentu. So far yang saya tau cara ini berlaku untuk pembelian lewat bank, sehingga tentunya kita harus memiliki rekening dulu di bank tsb. Cara ini efektif untuk kita yg ingin dipaksa berdisiplin dlm berinvestasi secara rutin.
Pagi bro, Mau tanya, lebih baik investasi di deposito atau membeli rd pasar uang ya?
Pagi juga. Kalau utk jangka pendek menurut saya mendingan ke RDPU, return yg diperoleh bisa 1%-2% lebih tinggi dari bunga bersih deposito (kecuali kalau buka depositonya di BPR). Dari sisi setoran, RDPU juga lebih terjangkau karena memiliki aturan setoran awal dan topup yang rendah. Dan di deposito sendiri tidak mengenal topup, umumnya yang ada adalah pembuatan bilyet baru dengan mengulang semua proses administrasi sehingga kurang praktis. Terakhir, RDPU bisa dicairkan kapan saja tanpa menunggu jatuh tempo dengan nominal sesuai permintaan (hanya kelemahannya tdk bisa langsung cair di hari yg sama).
Demikian pandangan saya. Semoga membantu.
Hi, baru nemu blog ini dan isinya sangat bermanfaat. Thks buat JrPlanner yg tidak segan2 membagi ilmunya. Saya masih sangat dangkal pengetahuan investasinya. Selama ini hanya berkisar tabungan dan deposito. Bbrp tahun ini menambah dgn unit link di avrist. Dapatkah JrPlanner memberi masukan perbedaan antara unit link asuransi dan reksadana (mirip2 istilah top up nya… Keliatan ya dangkal nya pengetahuan saya :p) apakah kalau RD tidak ada asuransi jiwanya? Untuk tujuan investasi menguntungkan yg mana? Terimakasih banyak atas bantuannya
Hi Mbak, sorry banget baru sempat bales. Mengenai topik itu pernah saya bahas di https://www.catatankeluargamuda.com/2010/02/unit-link-vs-term-life/. Banyak lagi tulisan yg lain di media, tinggal di googling aja 😉 Saat ini sudah ada kok RD yg dijual bersama dgn asji, namun dengan kondisi2 tertentu.
terima kasih atas informasinya..
semoga dapat bermanfaat bagi kita semua 🙂