5 Hal Penting Yang Harus Dipertimbangkan Sebelum Mengambil Keputusan Keuangan

Minggu lalu ketika sedang menunggu anak saya les di Cinere Bellevue, saya memilih untuk menunggu di Starbucks sambil membaca koran dan tabloid yang belum sempat dibaca beberapa hari sebelumnya. Tidak disangka bukan berita di koran yang menarik perhatian saya, melainkan obrolan dua orang mas-mas pengunjung di belakang saya, hehehe. Bukan kepo, tapi topik obrolan mereka persis seperti yang pernah saya tulis dulu banget tentang penggunaan rasional vs emosional dalam membuat keputusan keuangan.

Pertimbangan dalam mengambil keputusan keuangan

Intinya, ada pembicaraan mengenai pertimbangan yang harus diambil dalam membuat keputusan keuangan, dalam hal ini pembelian mobil.

Detailnya seperti ini: si mas A yang sedang mempertimbangkan untuk membeli mobil baru sedang meminta pendapat dan masukan dari mas B. Mas A saat ini merasa kurang nyaman dengan transportasi umum yang dia gunakan dari rumahnya di Cinere menuju kantornya di area Simatupang. Jarak yang lumayan dekat, tapi macetnya lumayan banget tiap pagi dan sore (buat yang tau area itu pasti ngangguk-ngangguk setuju, hehehe).

Sebenarnya mas A punya sepeda motor juga, tapi katanya sepeda motornya sudah tua dan sering rusak. So daripada tiap hari keringetan naik angkot, mendingan naik mobil sendiri yang sudah tentu ber AC, nyaman dan tidak perlu menunggu di pinggir jalan. Kemudian dari sisi ongkos, akan lebih murah juga dibandingkan naik taxi atau ojek.

Nah mumpung ada rejeki (kalau ngga salah nangkep mas A baru mau dapet bonus bulan depan), mas A ingin mengajukan kredit kepemilikan mobil. Mobil yang diincar adalah Honda HRV(dengan alasan lagi hits), dengan catatan bonusnya cukup untuk DP (biar cukup, tak lupa mas A meminta bantuan dukungan doa dari mas B).

Rasional vs Emosional

Okeh, balik ke masalah rasional vs emosional. Ada beberapa hal yang menarik perhatian saya dari cerita si mas A:

  • Apakah pembelian mobil adalah satu-satunya solusi dari masalahnya?
  • Jika hanya untuk transportasi ke kantor, mengapa harus menetapkan jenis mobil kelas medium sebagai pilihan?
  • Masalah budget, semua masih tergantung pada berapa besar bonus yang akan diperoleh nanti.
  • Untuk jarak tempuh yang lumayan dekat untuk ukuran Jakarta tapi sering macet, mengejutkan juga bahwa pilihan membeli sepeda motor tidak masuk dalam daftar opsi si mas A.

Plus, menurut saya, mas A sebenarnya bukan mau meminta pendapat, tapi mencari pembenaran untuk rencananya membeli mobil, hehehe. Pingin dianggap rasional, tapi apakah benar itu rasional? Memang sih tidak ada yang salah kalau orang mau dan mampu beli mobil.

Hal penting sebelum mengambil keputusan keuangan

Kejadian yang dialami mas A juga kemungkinan besar terjadi pada sebagian besar dari kita. Tapi jika dilihat dari sisi perencanaan keuangan, ada beberapa hal yang sebaiknya diperhatikan sebelum melakukan sebuah keputusan keuangan, khususnya yang melibatkan biaya cukup besar:

  1. Periksa terlebih dahulu keadaan keuangan kita. Apakah kita masih memiliki cukup anggaran untuk melakukan tambahan pengeluaran lagi dalam bentuk cicilan kredit? Pastikan total pengeluaran berbentuk hutang tidak melebihi 35% dari total penghasilan rutin setiap bulan.
  2. Periksa keadaan dana darurat. Penuhi dulu pos ini sampai ke batas aman yang sesuai dengan keadaan kita. Mengenai pembahasan dana darurat ini bisa diliat juga di tulisan lain di blog ini.
  3. Pertimbangkan semua opsi dengan meyesuaikan kebutuhan dengan keadaan keuangan pribadi. Dalam contoh diatas, jika memang kebutuhannya adalah sebuah mobil, cocokan pilihan dengan anggaran yang kita miliki. Jika hanya untuk transportasi antara rumah dan kantor, mungkin tidak perlu mengikuti trend mobil saat ini. Tidak perlu memaksakan membeli Honda HRV jika, misalnya, kebutuhan transpotasi sudah bisa teratasi dengan Honda Brio.
  4. Hitung perubahan biaya. Dari sisi pertimbangan ongkos, hitung baik-baik penghematan atau penambahan biaya yang akan keluar dengan keputusan baru ini. Dari contoh di atas, hitung perbandingan biaya transportasi yang dikeluarkan saat ini dengan biaya yang akan keluar setelah menggunakan mobil pribadi.
  5. Tunda waktu pembelian. Jika ternyata keadaan keuangan belum memungkinkan saat ini, pertimbangkan untuk menunda waktu pembelian dan segera susun rencana keuangan yang jelas untuk segera memiliki mobil di masa depan.

Demikian beberapa hal secara garis besar hal-hal yang harus diperhatikan dalam membuat keputusan keuangan, terutama yang membutuhkan biaya besar dan cukup signifikan dampaknya bagi anggaran rutin kita.

Pilihan opsi lain

Sepeda motor

Dari contoh di atas, yang masih membingungkan buat saya adalah tidak masuknya opsi membeli sepeda motor dalam pembuatan keputusan mas A. Jika memang dirasa kurang “gaya” jika naik motor, sekarang banyak lho merk-merk sepeda motor yang penampilannya gagah tapi tidak begitu mahal. Salah satu contohnya adalah Royal Enfield,  motor sangar asal Inggris (kemudian diambil alih India) yang kebetulan baru membuka dealer di dekat rumah saya dan iseng-iseng saya datangi saat acara peresmiannya.

Ojek online

Atau kalau mau yang ngehits di era teknologi seperti saat ini, kan ada Gojek dan Grabbike. Jarak Cinere-Simatupang harusnya masih dalam jarak harga promo, paling mahal Rp 15.000 sekali jalan. Satu hal yang juga harus diperhitungkan dalam membuat keputusan keuangan/finansial.

Coba kita simulasikan sedikit biaya tansportasi setiap hari antara rumah dan kantor. Jika naik Gojek/Grab, paling banyak keluar Rp 30ribu per hari. Jika mobil, kira2 bensin 2 liter (asumsi Rp 15 ribu) plus parkir di kantor (Simatupang didominasi oleh gedung perkantoran dan diasumsikan tidak mendapat fasilitas parkir dari kantor).

Belum lagi masalah efisiensi waktu tempuh (orang selatan Jakarta pasti paham banget nih dengan jalur Cinere, hehehe), plus biaya perawatan berkala mobil yang tidak bisa dibilang murah. So, mana yang lebih efisien? 😉

Moral of the story

Moral of the storynya, pertimbangkan dengan baik setiap keputusan keuangan/finansial yang akan kita buat, khususnya berkaitan dengan keputusan yang membutuhkan dana besar. Tujuannya adalah agar keputusan nanti bisa dibuat serasional mungkin dan tidak hanya merupakan keputusan emosional sesaat yang mungkin nantinya akan menimbulkan masalah dalam keuangan pribadi kita.

Semoga berguna.

 

Image: https://www.idology.com

No Responses

Leave a Reply