THR Untuk Investasi Atau Bayar Utang?

Sebentar lagi event tahunan penting yang ditunggu para pekerja Indonesia tiba…. THR!

Namanya uang pasti banyak manfaatnya. Namun Tunjangan Hari Raya (“THR”) bukan uang biasa kalau dari kacamata perencanaan keuangan keluarga. Karena bukan uang biasa, maka kita harus bijak memanfaatkan THR.

Umumnya sebagian besar gaji bulanan yang diterima, mau tidak mau digunakan untuk membayar pengeluaran rutin seperti belanja rumah tangga, bayar uang sekolah anak dan cicilan rumah dan mobil. Sehingga sering kali hanya sedikit dari gaji bulanan yang bisa diinvestasikan.

Kalau semua pengeluaran rutin sudah dicover oleh gaji bulanan, boleh jadi  sebagian besar uang THR “bebas” dipakai untuk hal lain.

Oleh karena itu, berkah THR banyak dimanfaatkan oleh keluarga-keluarga untuk membantu memenuhi anggaran investasi tahunannya.

Selain untuk berinvestasi THR juga dapat  dimanfaatkan untuk membayar utang, baik utang kartu kredit, Kredit Pemilikan Rumah atau Kredit Pemilikan Mobil.

Akhirnya pertanyaannya menjadi “Sebaiknya uang THR digunakan untuk berinvestasi atau membayar utang?”

THR untuk investasi atau bayar utang?

Investasi merupakan salah satu cara untuk meningkatkan aset produktif keluarga. Bertambahnya aset produktif, dari tambahan investasi dan keuntungan yang dihasilkannya diharapkan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan di masa depan, misalnya untuk biaya universitas anak, renovasi rumah atau dana pensiun.

Di sisi lain, dengan membayar utang hingga lunas atau berkurang jumlah pokok utangnya kita dapat mengurangi pengeluaran untuk membayar utang dan bunga di masa depan.

Sehingga, uang yang biasanya dipakai untuk membayar utang dan bunga tesebut dapat direalokasikan untuk menambah investasi di masa depan.

Cara bijak menggunakan THR

Untuk bisa memutuskan penggunaan THR, perlu diketahui berapa ekspektasi keuntungan dari investasi dan berapa biaya utang ke depan dalam periode yang sama.

Bila ekspektasi keuntungan lebih tinggi dari biaya utang maka lebih baik THR digunakan untuk investasi. Sebaliknya, ekspektasi keutungan lebih rendah dari biaya utang maka lebih baik THR digunakan untuk membayar utang.

Bila ekspektasi keuntungan dari investasi sama dengan biaya utang, lebih konservatif bila THR digunakan untuk bayar utang terlebih dahulu.

Karena pada dasarnya biaya utang lebih pasti sedangkan ekspektasi keuntungan lebih tidak pasti, sehingga lebih baik mengutamakan keamanan atau risiko yang lebih rendah.

Ilustrasi: THR untuk investasi atau bayar utang

Sebagai ilustrasi, A akan mendapatkan Rp 5 juta dari THR di tahun 2017. Saat ini A, memiliki utang dengan bunga 13% per tahun untuk jangka waktu 5 tahun. A sedang mempertimbangkan apakah uang THR tersebut akan diinvestasikan di reksa dana pasar uang dengan ekspektasi keuntungan 5% per tahun untuk 5 tahun ke depan.

Bila A menggunakan uang THR untuk berinvestasi di reksa dana pasar uang maka setiap tahun A akan mendapatkan keuntungan 5% dan membayar bunga 13% sehingga A masih akan membayar biaya bersih kurang lebih  8%  per tahun (13% – 5%) untuk 5 tahun ke depan.

Karena A masih akan membayar biaya bersih, maka lebih baik A menggunakan THR untuk membayar utang. Dengan membayar utang, A akan memiliki penghematan bersih lebih dari 13% per tahun.

(Catatan: 13% biaya bunga yang dihemat ditambah hasil investasi dari uang yang biasanya digunakan untuk membayar utang dan bunga yang telah dialokasikan untuk investasi).

Bila A memiliki alternatif investasi lain di reksa dana saham yang memiliki ekspektasi keuntungan 15% per tahun untuk 5 tahun ke depan, maka A akan mendapat keuntungan bersih 8% per tahun, yang berasal dari 15% keuntungan reksa dana saham dikurangi biaya utang 8%.

Ekspektasi Keuntungan Investasi

Biaya Utang Keuntungan Bersih vs Biaya Bersih

Rekomendasi Penggunaan THR

Lebih Tinggi Lebih Rendah Keuntungan Bersih Investasi
Lebih Rendah Lebih Tinggi Biaya Bersih Bayar Utang
Sama Dengan Sama Dengan Bayar Utang

Rekomendasi diatas yang dianggap paling efektif dan rasional untuk meningkatkan nilai aset produktif keluarga.

Risiko yang timbul

Ada beberapa risiko yang perlu diperhatikan terkait hal ini.

# Pertama

Sebagaimana sudah disebutkan sebelumnya bahwa ekspektasi keuntungan investasi lebih tidak pasti dibandingkan biaya utang. Maka sebaiknya asumsi ekspektasi keuntungan investasi dipakai asumsi yang konservatif.

Terlebih bila investasi yang dipertimbangkan adalah reksa dana saham dalam jangka waktu pendek dan menengah, hasil keuntungan investasi menjadi relatif kurang pasti.

# Kedua

Bila ada biaya tambahan yang timbul karena pembayaran utang. Biasanya biaya tambahan terjadi bila pembayaran utang yang lebih cepat dari jadwal. Misal seharusnya utang dilunasi 5 tahun lagi namun diminta dilunasi sekarang sehingga dikenakan penalti atas pokok terhutang.

Bila ada biaya tambahan maka perlu diperhitungkan juga (mengurangi nilai penghematan bersih pada contoh diatas). Hal lain yang berpengaruh adalah apakah utang yang dibayar harus seluruhnya atau bisa parsial dari jumlah terutang.

Prioritas pembayaran utang

Bila sudah diputuskan THR untuk membayar utang dan ada beberapa jenis utang yang dimiliki, maka prioritas membayar utang yang memang dapat dibayar dan memiliki biaya paling tinggi (nilai penghematan terbesar).

Contoh biaya utang yang tinggi biasanya adalah kartu kredit dan kredit tanpa agunan yang bisa mencapai 2-3% per bulan atau ekuivalen dengan 24-36% per tahun. Sedangkan bunga KPR atau KPM bisa berkisar 12-13% per tahun (bunga normal).

Akhir kata, mari manfaatkan berkah THR dengan sebijak mungkin.

Image: fivecentnickel.com

2 Comments

  1. dani June 12, 2017

Leave a Reply