Menyambung tulisan saya sebelumnya tentang investasi untuk pemula, kali ini saya akan coba untuk membahas lebih jauh mengenai topik ini, khususnya tentang tips memulai investasi.
High risk high return
Seperti kita ketahui, investasi dalam bentuk apapun tentu memiliki risiko. Prinsip umum dalam investasi: “high risk high return”, jelas menggambarkan perbandingan antara harapan akan penambahan kekayaan dan peluang terjadinya hal yang berlawanan dengan harapan tersebut.
Banyak orang yang tidak menyadari prinsip sederhana ini. Ditambah lagi, ini katanya lho, budaya dalam masyarakat Indonesia adalah ingin memperoleh penghasilan yang tinggi dengan usaha sesedikit mungkin dan risiko serendah mungkin.
Akibatnya, banyak orang yang akhirnya terbujuk untuk berinvestasi dalam investasi-investasi bodong yang akhirnya justru menimbulkan kerugian besar.
Ketahui kondisi keuangan pribadi
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah kondisi keuangan pribadi. Banyak orang yang memutuskan untuk memulai investasi tanpa mengetahui kesiapan dan kekuatan keuangan pribadi. Contohnya, beberapa orang mengalokasikan sebagian besar pendapatan untuk berinvestasi dalam instrument berisiko tinggi, bahkan ada yang menggunakan kredit tanpa agunan untuk berinvestasi. Anda bisa bayangkan apa yang akan terjadi dalam keuangan mereka jika hasil investasi ternyata tidak berjalan sesuai harapan.
6 tips memulai investasi
Untuk menghindari hal-hal yang tidak diharapkan dalam berinvestasi, ada beberapa tips penting yang harus diperhatikan sebelum memulai investasi tersebut:
1. Identifikasi keadaan keuangan pribadi kita
Pertanyaan penting, apakah kita sudah bisa menghasilkan cash flow positif setiap bulannya? Jika belum, identifikasi penyebabnya dan ambil langkah-langkah yang diperlukan untuk membuat cash flow menjadi positif. Sekedar informasi, cash flow negatif umumnya disebabkan oleh 2 hal: hutang dan gaya hidup yang berlebihan.
2. Identifikasi keadaan hutang
Apakah jumlah hutang dan cicilan masih berada dalam batasan aman? Gampangnya, coba bandingkan total cicilan hutang Anda dengan total penghasilan Anda, apakah melebihi 35%? Jika iya, usahakan untuk mengurangi jumlah cicilan ini terlebih dahulu.
3. Kenali profil risiko pribadi kita
Umumnya profil risiko ini dibagi tiga: konservatif, moderat dan agresif. Pengenalan profil ini sangat penting untuk mengetahui karakter instrument investasi yang sesuai dengan karakter pribadi kita.
Jika Anda termasuk tipe konservatif, investasi di saham mungkin bukan pilihan yang tepat. Seperti kata Warren Buffet: jangan pernah berinvestasi di pasar saham jika fluktuasi harga jangka pendeknya membuat Anda tidak dapat tidur dengan nyenyak.
4. Kenali semua instrument investasi yang diinginkan
Jangan pernah berinvestasi dalam suatu instrument yang tidak Anda pahami. Pemahaman ini meliputi banyak hal, seperti tingkat kewajaran imbal hasil yang dijanjikan, risiko yang menyertai, bagaimana instrument tersebut menghasilkan keuntungan serta perbandingan dengan instrument investasi lainnya.
Kembali ke contoh Warren Buffet, walaupun beliau berteman baik dengan Bill Gates, namun saham Microsoft bukan merupakan pilihan investasi beliau. Alasannya? Simple. Warren Buffet merasa tidak memahami bisnis yang dijalani Microsoft. Anda bisa bayangkan apa yang akan dilakukan oleh beliau jika mendapat penawaran investasi di Koperasi Langit Biru? 🙂
5. Investasikan uang kita di instrument yang sesuai dengan tujuan
Dalam hal ini, jangka waktu tujuan yang ingin dicapai memegang peranan penting. Sekalipun Anda memiliki karakter agresif, pemilihan instrument berisiko tinggi untuk tujuan keuangan jangka pendek bukanlah merupakan pilihan yang bijak.
6. Lakukan diversifikasi dalam beberapa instrument
Hal ini diperlukan untuk meminimalisir potensi kerugian yang mungkin terjadi. Sesuai kata pepatah: Don’t put all your eggs in one basket.
=====
Demikian beberapa 6 tips yang harus diperhatikan sebelum memutuskan untuk memulai suatu investasi. Semoga bisa menjadi masukan dalam menyusun perencanaan keuangan.
Ringkasan materi ini pernah dishare melalui akun Twitter @zapfinance
Image: https://qph.ec.quoracdn.net
Bgmna kalau sy ingin invest rumah kost?langkah awal apa yg hrs sy lakukan?
Sorry baru sempet membalas. Dasarnya sama dgn investasi yg lain, tentukan tujuan awal yg ingin dicapai. Kemudian kenali keadaan keuangan kita, apakah kita mampu melakukan investasi tsb. Karena jika berbicara ttg kos2an, maka awalnya berhubungan dgn pembiayaan. Apakah kita akan membeli tanah dan membangun dari awal? Apakah kita membeli rumah kos yg sudah jadi dan sudah ada cash inflownya? Apakah pembiayaannya berasal dari cash sendiri atau memanfaatkan pinjaman? Kalo pun pinjaman, sudahkah kita mempersiapkan uang mukanya? Perlu diingat juga, umumnya bank tdk bersedia melakukan pembiayaan terhadap kos2an, kecuali yg berbentuk rumah tinggal. Berikutnya yg tidak kalah penting adlh pengenalan akan investasi tsb: diaman lokasinya? bagaimana proyeksi penghasilan yg akan diperoleh? dan biaya2 apa saja (termasuk cicilan pinjaman jika ada) yg akan keluar? Mungkin itu dulu langkah awal yg krusia dan perlu dipikirkan sebelum memulai investasi tsb. Semoga berguna yah… 🙂
Saya mau mulai Reksadana Saham dimulai dr 500rb, dan topup stiap blnnya snilai itu juga, apakah kalo memulai dari 500rb kekecilan mas?
Hai, sorry telat reply. Masalah kekecilan atau ngga itu sebenarnya tergantung dari tujuannya, target dan jangka waktu. Itu dulu yg harus diketahui, setelah itu baru dgn mudah kita hitung berapa kebutuhan investasi rutin yg tepat 🙂
salam kenal. ingin tanya aku cewe 22 th belum bersuami. aku punya tabungan pribadi 43jt (tanpa sepengetahuan ortu)nah rencananya aku ingin investasikan uang itu, kira kira investasi apa ya yang tepat? makasih..
Ini pertanyaan singkat tapi jawabnya susah 🙂 Soalnya mesti diliat beberapa hal terlebih dahulu,seperti apa tujuan investasi yg dilakukan, utk berapa lama, serta bagaimana tingkat pemahaman akan investasi dan toleransi risiko dari Mbak Vitha. Belum lagi kita hrs liat dulu, apakah aspek lainnya dari perencanaan keuangan seperti dana darurat sudah terbentuk atau belum. Saran saya, coba bentuk dana darurat dari semua aset yg dimiliki, serta definisikan dulu tujuan dari investasinya terlebih dahulu. Setelah itu kita ngobrol lagi yah, hehehe…
Hi, Saya nova .. saya punya deposito 78 juta, tetapi setelah saya membaca invest ORI dan Reksadana, kira-kira mana yg lebih tepat yah buat saya ? saya ingin investasi sebagian uang dari deposito saya untuk persiapan dana sekolah anak dan Pensiun dini untuk jangka waktu 10-20 tahun tetapi saya ingin membeli mobil sekitar 3 tahun mendatang. saya baru menikah dan blm memiliki anak.
sebagai informasi saya dan suami sama-sama bekerja dan saya berprofil konservatif, tidak berani mengambil resiko..kira kira instrument apa yang tepat buat saya yah ?
mohon penjelasannya terima kasih
Dear Mbak Nova, mohon maaf baru sempat menjawab. Saya belum tau risk profile mbak, tapi kalo diliat dari sisi kebutuhan dan jangka waktunya, secara garis besar mungkin seperti ini:
1. Untuk kebutuhan mobil, ORI bisa jadi pilihan, walaupun deposito jg saat ini menawarkan bunga lumayan. Plihan lain adlh reksadan pasar uang.
2. Untuk kebutuhan lain di atas 10 tahun, bisa menggunakan reksadana saham, namun tentunya dengan pemahaman terlebih dahulu mengenai produk dan risikonya. Terkadang orang bertipe konservatif sebenarnya disebabkan oleh kekurang pahaman akan instrumen dan tujuan yang ingin dicapai dari berinvestasi 🙂
Dan jangan lupa juga menyisihkan dana likuid sebagai dana darurat.
Semoga membantu yah.