[Guest Post] Bagaimana Keluarga Muda Bisa Mulai Berinvestasi?

Suatu kehormatan bagi saya mendapatkan kesempatan untuk menampilkan buah pikiran Mas Andhika Diskartes, seorang ekonom muda dan juga penulis yang banyak menuangkan ide-ide seputar dunia investasi dan ekonomi melalui blog Diskartes.

Beliau juga baru saja menerbitkan sebuah buku berjudul Investory, panduan mudah untuk belajar berinvestasi di pasar modal Indonesia.

========

Hola pembaca blog Catatan Keluarga Muda!

Inilah pertama kalinya saya menulis artikel di blog keren ini, sebuah kehormatan! Meski ngebahas tentang keluarga, tapi saya masih single yak. Bukan masalah, karena yang dibahas adalah masalah keuangannya bray!

Baru beberapa hari lalu adik saya menikah dan bersiap untuk membina hubungan keluarga dalam tempo selama-lamanya. Kemudian ada lagi teman yang sudah menikah agak lama, curhat mengenai kesehatan keuangan keluarganya.

Rata-rata permasalahan yang mereka curhatkan mirip, yakni bagaimana pembagian uang di keluarga muda dan cara berinvestasinya. Secara teori memang mudah, namun pada prakteknya selalu ada aja problem yang mengikuti. Makanya sekarang ayok kita bahas satu persatu!

#1 Prioritas & Planning

Ahaaay, abis kawin pasti sudah mulai diskusi antara si cowok dan si cewek, tentu setelah melakukan ritual yang seharusnya yaaa.

“Kita mau beli apa nih abis ini, rumah dulu atau mobil dulu ya Mas?”

“Suamiku tercintah, aku pengen punya kitchen set nih, yang mewah ya!”

atau rajukan dari suami

“Istriku yang hot, kayaknya gausah beli rumah dulu ya. Lagi ada lelang mobil milik koruptor nih, Jeep Wrangler nya bagus. Beli itu dulu yuk”

Sebenarnya obrolan-obrolan macam ini ibarat penyusunan prioritas keluarga. Karena hidup sudah berbagi bersama pasangan, pembicaraan memang perlu dilakukan. Daripada berantem kan?

Prioritas sendiri bisa terbagi menjadi jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.

Jangka pendek adalah tujuan yang ingin dicapai dalam kurun waktu singkat, katakanlah dibawah 1 tahun. Sementara untuk jangka menengah apabila Anda berusaha merealisasikan keinginan kurang dari 5 tahun, untuk jangka panjang tentu lebih dari itu.

Jangka panjang semisal biaya pendidikan, memiliki rumah impian, dan lain sebagainya. Karena jangka waktunya lama, maka perlu didukung rencana yang bagus. Itulah sebabnya menyusun planning tidak bisa dianggap remeh, sebab mempengaruhi pemenuhan tujuan keuangan Anda.

Program investasi masuk dalam kategori perencanaan jangka panjang, mengingat sifatnya baru akan memberi return optimal seiring berjalanannya waktu. Pemilihan produk investasi pun harus disesuaikan dengan kemampuan Anda.

Jika memang sudah memahami cara jual beli saham yang benar, maka boleh terjun ke dunia saham. Kalau misal belum, carilah yang lebih moderate seperti reksadana atau obligasi.

#2 Membersihkan Utang Pribadi

Dua orang insan menikah dan mereka tidak memiliki utang sama sekali, itu bagus! Bagaimana jika salah satunya atau bahkan keduanya masih punya utang?

Lagi, komunikasi adalah kunci. Segera bereskan di awal pernikahan, daripada keseret-seret terus.

Salah satu saran saya kepada pasangan muda adalah dengan menginventarisasi utang mereka. Utang dengan bunga tinggi menjadi prioritas untuk segera diberesin. Sementara utang dengan orang lain atau kawan, juga masukkan ke prioritas untuk menghindari ketidaknyamanan dalam bersosialisasi.

#3 Saatnya Memiliki Asuransi

“Gue muda dan jagoan, ga akan sakit!”

Biasalah kalau mereka yang merasa ga pernah sakit bakal males beli asuransi kesehatan. Toh kalau jatuh sakit juga ga akan ngerepotin orang lain.

Seyogianya pikiran seperti ini harus dievaluasi ketika memiliki pasangan, apalagi sudah beranak pinak. Bayangkan beban yang harus ditanggung sekeluarga jika Anda sakit?

Oleh karena itu, tidak berlebihan jika Anda mengantisipasi masalah dikemudian hari dengan membeli asuransi. Apabila terjadi sesuatu dengan Anda, maka pasangan tidak akan terbebani lebih berat.

Ingat, ketika Anda sakit, keluarga terdekat akan sedih lhoh. Akan lebih baik jangan ditambah dengan beban pikiran mengenai biaya yang harus dikeluarkan untuk menyehatkan Anda kembali.

#4 Dana Darurat

Kesehatan, kematian, properti, dan kendaraan sudah di-cover asuransi. Namun demikian, mempersiapkan dana darurat tetap wajib lho ya. Ada kemungkinan-kemungkinan buruk yang tidak bisa diberesin dengan hanya asuransi.

Anda seorang karyawan, apakah yakin tidak mengalami PHK?

Atau

Anda berwiraswasta dan memiliki bisnis yang bagus, memangnya akan mulus terus?

Oleh karena itu, mumpung masih produktif, mulailah menabung dan dialokasikan untuk dana darurat. Seandainya ada problem, maka sudah tersedia cukup dana untuk mengatasi krisis meski hanya sementara.

Selanjutnya, Anda bisa memikirkan jalan keluar dengan lebih tenang karena kebutuhan hidup dalam beberapa bulan bisa dipenuhi. Minimal dana darurat sih enam bulan penghasilan bulanan Anda.

#5 Selain Anak, Perhatikan Orang Tua

Segala perhatian dipastikan tercurah ketika keluarga muda memiliki anak, apalagi yang pertama. Kasih sayang, perhatian, bahkan masa depan si anak dipersiapkan dengan baik. Itu bagus dan memang harus demikian.

Tetapi

Jangan lupakan orang tua juga. Ada kalanya orang tua mengalami masa susah, terutama yang sudah pensiun. Menyisihkan tabungan per bulan untuk orang tua bisa jadi sangat bermanfaat.

Karena memang fokusnya di anak, maka untuk tabungan yang seperti ini tidak perlu dibikin ribet. Cukup sisihkan 2-5% penghasilan Anda perbulan baik untuk orang tua maupun mertua. Ketika masa berkunjung ke kampung halaman datang, uang tadi bisa digunakan untuk membeli hadiah atau langsung dibagikan ke mereka.

Ingat, keluarga Anda bertambah, maka mempersiapkan di awal akan lebih baik daripada terburu-buru pas mau mudik.

Well, nampaknya sekian saja obrolan kita. Semoga memberi manfaat untuk setiap pembaca blog CatatanKeluargaMuda.com!

-Andhika Diskartes-

 

Image: personalfinancialplanningtips.com

One Response

  1. Adi N December 5, 2017

Leave a Reply