Cara Sederhana Mengukur Kesehatan Kondisi Keuangan Anda

Tak sedikit orang beranggapan jika uang bukanlah segalanya. Namun kenyataannya, uang bisa menyelesaikan banyak permasalahan. Suka tidak suka, uang bisa membeli kenyamanan dan tentu kehidupan yang lebih baik.

Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan yang tepat agar kondisi keuangan sehat. Untuk mengetahui apakah kondisi keuangan Anda sehat atau tidak, tidak selalu serta merta menggunakan cara yang rumit.

Sama seperti kesehatan, keuangan pribadi juga perlu diperiksa secara rutin untuk mengetahui kondisi terkini, apakah dibutuhkan langkah-langkah untuk “mengobati penyakit” yang mungkin diderita.

5 Indikator Kesehatan Keuangan Pribadi

Untuk mengetahui apakah kondisi keuangan kita sehat atau tidak sebenarnya tidak memerlukan perhitungan yang rumit. Ada 5 indikator keuangan yang sederhana, yang bisa kita jadikan sebagai tolok ukur.

1. Besar pasak daripada tiang

Ini adalah indikator utama yang menunjukkan bagaimana kondisi keuangan Anda sebenarnya. Anda tentu familiar dengan kalimat: Gaji 10 koma, tanggal 10 tinggal koma nya saja. Ini adalah contoh jelas untuk indikator besar pasak daripada tiang ini.

Dengan kata lain, jika pengeluaran Anda selalu lebih besar daripada kebutuhan Anda, maka akan sangat sulit menopang hidup sehari-hari, apalagi untuk mulai menabung dan berinvestasi.

Tak hanya itu, kemungkinan untuk berhutang untuk memenuhi kebutuhan juga akan makin besar.

Untuk mengatasinya, ada 2 hal yang bisa Anda lakukan, menambah pendapatan atau menekan pengeluaran yang masih dapat “dinegosiasi”.

2. Utang lebih besar dari aset

Jika aset yang Anda miliki nilainya lebih kecil dibandingkan dengan jumlah utang konsumtif Anda, maka kondisi keuangan Anda bisa dikatakan tidak sehat.

Sebagai contoh utang kartu kredit, biasanya dibeli untuk benda-benda konsumtif, atau kendaraan bermotor yang bukan digunakan untuk menghasilkan uang namun lebih kepada fungsi transportasi, maka ini belum bisa dimasukkan ke dalam kategori aset.

Selain karena nilainya juga berkurang, benda-benda ini tidak bisa membiayai dirinya sendiri atau malah menghasilkan uang tambahan. Selain itu, utang kartu kredit juga menerapkan prinsip “bunga berbunga” yang perlahan tapi pasti akan menggerus aset yang Anda miliki.

Untuk mengontrol utang yang bersifat konsumtif, ada baiknya pengeluaran didasarkan pada kebutuhan, bukan keinginan.

3. Tidak punya catatan pengeluaran

Gaji dan pendapatan sebenarnya lebih dari cukup. Tapi entah mengapa uang seolah “menguap” begitu saja.

Tidak memiliki catatan pengeluaran akan membuat Anda bersikap impulsif, yang terjebak pada pengeluaran yang sebenarnya tidak terlalu diperlukan. Sekedar lapar mata atau memuaskan ego karena melihat label diskon yang bertebaran sana-sini.

Untuk itu, alangkah baiknya setiap pengeluaran dibuatkan pos-pos yang akan membantu Anda mengontrol kemana saja uang Anda dihabiskan serta membantu dalam mengatur keuangan.

Caranya bisa dengan melakukan pencatatan sederhana di buku ataupun di excel, atau memanfaatkan aplikasi cash budgeting yang sekarang sudah banyak ditemukan di toko aplikasi.

4. Tidak memiliki dana darurat dalam jumlah yang cukup

Masa depan tak pernah ada yang tahu. Kehilangan pekerjaan, bencana alam, sakit penyakit, serta banyak kejadian darurat lainnya menjadi alasan diperlukannya dana darurat sebagai pengganti “sumber pendapatan” sementara.

Sebelum mulai untuk berinvestasi, ada baiknya dana darurat tercukup dulu jumlahnya. Idealnya besar dana darurat adalah 6-12 kali dari pengeluaran rutin rumah tangga bulanan.

Jumlah dana darurat yang tidak mencukupi akan membuat Anda terjebak pada hutang kala situasi darurat terjadi.

5. Tidak memiliki investasi

Inflasi menjadi satu fenomena tahunan yang perlahan tapi pasti, menggerus nilai uang yang dimiliki. Untuk itu, diperlukan investasi.

Selain untuk melindungi nilai aset Anda dari gerusan inflasi, investasi juga mampu melipatgandakan aset yang Anda miliki. Bahkan di saat Anda tidak bekerja. Idealnya, alokasikan minimal 10-20% dari pendapatan bulanan Anda untuk berinvestasi.

Untuk membantu Anda mendisiplinkan diri, ada baiknya Anda menggunakan fasilitas auto debit. Selain itu, investasi secara rutin juga akan membantu Anda dalam meminimalisir resiko dalam berinvestasi.

Satu catatan penting mengenai investasi, pelajari dan pahami dengan cermat instrumen yang Anda gunakan untuk mengembangkan uang Anda. Jangan berinvestasi karena ikut-ikutan ataupun mengikuti saran orang yang tidak memiliki kompetensi di bidangnya.

Penutup

Penghasilan sebesar apapun tentu tidak akan terasa jika tidak diimbangi dengan pengelolaan keuangan yang benar. Untuk itu, ada baiknya ada perencanaan keuangan sedini mungkin.

Photo credit: Ruedi Wealth Management

Leave a Reply