Kinerja Investasi 2008-2018

Tulisan ini saya ambil dari kolom Strategi Reksadana di Harian Kontan 19 Januari 2019 lalu, hasil tulisan dari Wawan Hendrayana (Infovesta). Artikel yang menarik dengan membahas kinerja investasi 2008-2018 sesuai dengan trend #10yearchallenge yang lagi ngetop.

Sesuai dengan pembahasan saya sebelumnya tentang investasi, uang kita sebaiknya tidak didiamkan begitu saja jika tidak ingin tergerus oleh inflasi.

Jadi, tantangan buat kita adalah bagaimana kita mampu untuk menempatkan uang di instrumen investasi yang bisa memberikan imbal hasil melebihi inflasi.

Mumpung lagi rame dengan #10yearchallenge, yuk kita simak apa saja sih instrumen investasi yang memberikan hasil paling optimum untuk mengalahkan investasi sepanjang 2008-2018 lalu.

Tingkat Inflasi Indonesia

Saya sudah pernah membahas tentang bagaimana instrumen deposito mampu mengalahkan inflasi di beberapa tahun silam. Tapi itu hanya berlaku selama periode inflasi rendah, yang mana umumnya terjadi sebaliknya.

Merujuk pada data Biro Pusat Statistik (BPS), dalam 10 tahun terakhir inflasi tertinggi terjadi pada 2008 sebesar 11.06% dan inflasi terendah terjadi pada 2009 sebesar 2.78%.

Secara rata-rata, inflasi tahunan di Indonesia per tahun dalam periode 2018 sampai dengan 2018 adalah sebesar 5.4% per tahun. Bila diakumulasikan, besar inflasi Indonesia selama 10 tahun terakhir adalah sebesar 77%.

Artinya, agar tidak tergerus inflasi, maka minimal uang kita harus dikembangkan dalam instrumen investasi yang bisa memberikan imbal hasil minimal 77% selama 10 tahun.

Imbal hasil investasi di Indonesia 2008-2018

Sumber: Kontan 19 Januari 2019

Kesimpulannya, investasi di saham ternyata memberikan hasil paling optimal selama 10 tahun terakhir di Indonesia dengan memberikan imbal hasil 125%, hampir 2 kali lipat inflasi dalam periode yang sama.

Peringkat kedua adalah imbal hasil yang diberikan oleh reksa dana pendapatan tetap, diikuti dengan imbal hasil (nett of tax) dari obligasi pemerintah (ORI, sukuk, dll).

Cuma 3 instrumen itu yang ternyata bisa mengalahkan inflasi selama 2008-2018. Reksa dana saham malah minus 20% dibandingkan inflasi, tidak begitu berbeda jauh dengan imbal hasil jika berinvestasi pada logam mulia atau emas.

Tapi bukan berarti reksa dana saham ngga bagus lho. Nilai imbal hasil reksa dana disini adalah nilai rata-rata dari semua reksa dana yang ada, baik yang berkinerja bagus maupun buruk.

Artinya, pemilihan produk dan manajer investasi reksa dana menjadi hal yang sangat penting.

Deposito? Terbukti kalah dari inflasi dalam jangka waktu yang relatif panjang. Jadi jangan terlalu mengandalkan produk ini sebagai alat investasi, cukup sebagai salah satu pelengkap untuk diversifikasi atau sebagai tempat dana darurat.

Catatan tambahan, imbal hasil saham yang ditunjukkan di tabel juga adalah imbal hasil rata-rata dari total seluruh saham yang diperdagangkan di bursa.

Tapi jika melihat kinerja saham secara individu, banyak sekali saham yang memberikan imbal hasil luar biasa.

Contohnya 3 saham yang didaulat sebagai Top 3 Saham berkinerja terbaik dalam periode 2018-2018 berikut ini:

  • Mayora Indah (MYOR): imbal hasil 3.559%
  • Kresna Graha Investama (KREN): 3.444%
  • Charoen Pokphand Indonesia (CPIN): 3.308%

Kalau ada investor yg beruntung memegang ketiga saham ini sejak 2008 lalu, artinya nilai investasinya berkembang menjadi 30x dari modal awal. Luar biasa? Banget.

Tapi yaitu, ada banyak sekali saham di Bursa Efek Indonesia dengan risiko yang juga lumayan tinggi. Pemilihan dan pemantauan saham yang dibeli menjadi tantangan yang harus dihadapi.

Penutup

Akhir kata, investasi akan akan berjalan dengan lebih aman jika dikembangkan dalam sebuah portfolio. Artinya, gunakan beberapa instrumen dengan proporsi tertentu sesuai dengan target imbal hasil dan profil risiko kita masing-masing.

Don’t put all your eggs in one basket (source: steemit.com)

Portfolio ini bisa kita rubah sesuai dengan kondisi investasi pada saat tertentu ataupun mengikuti perubahan target imbal hasil. Pilihan investasi pun tidak hanya mengandalkan instrumen-instrumen yang ada di tabel di atas, bisa juga menggunakan instrumen yang lain.

Yang penting, pastikan kita mengerti dan memahami instrumen yang kita gunakan.

Selamat berinvestasi.

Cover image: marketwatch.com

Leave a Reply