7 Langkah Penyelamat Keuangan Pribadi dari Cicilan dan Kartu Kredit

Pusing dengan cicilan dan tagihan kredit setiap bulan?

Memang sih yang namanya godaan cicilan itu paling luar biasa. Beli barang, liburan, nonton konser, semua bisa dicicil. Senangnya sebentar, bayar cicilannya ngga habis-habis. Jika Anda di posisi seperti itu, maka Anda butuh langkah penyelamat keuangan dari cicilan dan kartu kredit agar tidak semakin merongrong di tahun 2019 nanti.

Idealnya penghasilan yang seharusnya dihabiskan untuk membayar cicilan hutang, baik cicilan kartu kredit maupun cicilan lainnya, adalah sebesar 30% dari total penghasilan yang didapat. Pernah dengan guyonan “gaji sepuluh koma, tanggal sepuluh sudah tinggal koma?”. Sebuah ungkapan yang cukup familiar bukan?

Gaji saja tidak mencukupi, apalagi ditambah dengan cicilan. Sayangnya, alasan “gaji tidak mencukupi” ini malah menjadi alasan orang untuk berhutang. Memang tak bisa dipungkiri biaya hidup dan harga kebutuhan pokok semakin melambung dari waktu ke waktu. Tidak ada salahnya berhutang, namun harus bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan diatur dengan baik.

Jadi bagaimana jika jumlah cicilan hutang kita ternyata telah melebihi 1/3 gaji bulanan? Atau bagaimana caranya agar kita bisa menahan diri dengan segala macam godaan belanja? Berikut 7 langkah sederhana yang bisa lakukan untuk menyelamatkan kondisi keuangan Anda.

7 langkah sederhana untuk menyelamatkan keuangan Anda

  1. Bedakan antara keinginan dan kebutuhan

Banyak orang terjebak untuk memenuhi keinginan terlebih dahulu, karena nyatanya keinginan memang jauh lebih banyak dibandingkan dengan kebutuhan. Untuk itu, tetapkan tujuan keuangan jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.

Susun rencana anggaran dan patuhi apa yang telah Anda buat. Sebagai contoh, jangan menggunakan uang kebutuhan harian untuk membeli tiket perjalanan hanya karena tergiur dengan promo. Susunlah sebuah anggaran untuk liburan dan selalu setia pada tahapannya. Jika promo yang ada “terlalu bagus untuk dilewatkan”, penyesuaian anggaran bisa dengan cepat dilakukan.

  1. Cari alternatif yang lebih murah

Coba fokus pada kualitas barang, bukan hanya pada brand saja. Cari pilihan alternatif yang lebih murah, mulai dari sarana transportasi hingga keperluan harian. Yang penting berfungsi bukan? Ingat, yang harus Anda lakukan sekarang adalah menyelamatkan kondisi keuangan Anda yang sedang “kritis”.

Di jaman online seperti sekarang, dengan mudahnya kita bisa memperoleh banyak rekomendasi barang bagus dan murah dengan gampang. Kadang info-info seperti ini malah bisa datang dari celebgram atau youtuber lho. Tinggal dipilah mana yang memang menjadi kebutuhan dan sesuai dengan keuangan kita.

  1. Kurangi uang ngopi cantik

photo credit: TCPalm

Untuk sementara tahan kesenangan pribadi sampai kondisi keuangan Anda stabil. Coba hitung berapa uang yang Anda habiskan dalam sebulan hanya untuk sekedar ngopi-ngopi cantik? Agar keinginan Anda tetap bisa terpuaskan, coba kurangi frekuensi nongkrong Anda, jadi seminggu sekali misalnya. Kemudian alokasikan uang Anda untuk membayar cicilan.

Atau, coba mulai mengurangi anggaran ngopi-ngopi cantik ini dengan beralih ke kedai-kedai kopi lokal, biasanya harga mereka relatif miring dengan kualitas kopi yang tidak kalah dengan kopi-kopi bermerk. Lebih bagus lagi kalau cuma suka kopi susu, murah meriah nih.

  1. Manfaatkan diskon dan promo, tapi kontrol diri wajib ada

Tentukan niat awal Anda saat akan berbelanja. Jangan spending uang Anda hanya karena lapar mata. Usahakan lebih cermat agar tak tergoda label “sale 70%”, karena bukan berarti Anda hemat 70%, tapi Anda menghabiskan 30% untuk membeli barang yang sebenarnya belum tentu Anda butuhkan.

Ada satu cara menarik yang “katanya” bisa diterapkan untuk mulai mengontrol diri dalam menghadapi godaan “sale”. Caranya, coba di list dulu barang-barang yang ingin Anda beli saat melihat-lihat program diskon. Kemudian keluar dari toko atau website tempat belanja, jalan-jalan dulu dan kasih jeda 2 jam untuk berpikir dan menimbang. Biasanya dalam jeda waktu itu (katanya) seseorang sudah bisa berpikir jernih.

2 jam kan lama, gimana kalau barangnya habis? Bersukurlah, karena artinya Anda memang tidak ditakdirkan memiliki barang tersebut dan keuangan Anda bisa selamat.

  1. Evaluasi pengeluaran Anda

photo credit: Life After Debt

Lakukan pencatatan untuk apa saja uang Anda keluar. Hal ini akan membantu Anda untuk tracking pengeluaran mana saja yang tidak perlu atau di area mana uang banyak keluar. Dengan monitoring, maka Anda akan lebih mudah mengontrol langkah apa saja yang sudah Anda lakukan.

Inilah alasan kenapa anggaran keuangan pibadi wajib untuk dimiliki. Bagi pasangan suami istri, penting sekali membahas anggaran ini dan berdiskusi dengan pasangan agar sama-sama paham dengan kondisi dan tujuan keuangan yang ingin dicapai.

Cara mencatat pengeluaran juga sekarang making gampang kok. Tidak harus menggunakan kertas atau buku lagi, cukup download aplikasi pencatatan yang banyak bertebaran di apps store. Tinggal pilih, mau lokal atau interlokal, hehehe…

  1. Cari pekerjaan tambahan

Rumusan untuk anggaran keluarga ini sebenarnya gampang: kurangi biaya atau tambah penghasilan. Tinggal dipilih mana yang lebih memungkinkan.

Gengsi tak akan membawa Anda kemanapun. Ketika Anda merasa merana di tengah bulan, karena kehabisan uang, maka langkah logis yang bisa Anda lakukan adalah mencari pekerjaan tambahan, sebagai freelancer yang sesuai dengan keahlian atau hobi Anda misalnya. Sekali lagi, di jaman online ini yang namanya orang mau usaha dan orang kreatif pasti ada “harganya”. Tinggal bagaimana kita bisa menjual di jalur yang tepat.

Dengan pendapatan tambahan, bukan berarti Anda juga mendapat “suntikan dana” untuk lifestyle Anda ya. Tetaplah konsisten menggunakan tambahan income yang Anda miliki dengan bijak.

  1. Menabung dan berinvestasi

Tabungan dan investasi adalah dua hal yang berbeda. Tabungan hanya membuat uang Anda “aman”, sedangkan investasi akan membuat uang Anda “berkembang”. Pastikan Anda memiliki keduanya. Tak perlu memulai dalam jumlah besar, dalam nominal kecil juga akan memberikan hasil yang signifikan, jika dilakukan secara konsisten dan dalam jangka panjang.

Pilihan instrumen investasi di Indonesia juga sudah cukup banyak, dari investasi yang rendah risiko sampai yang bikin sport jantung. Mulai dari deposito, ORI, reksa dana, saham, sampai dengan yang lagi hot belakangan ini: peer-to-peer lending. Kuncinya, apapun pilihannya, pastikan Anda telah memahami detail instrumen investasinya.

Sebagai penutup, Berhemat memang tidak mudah. Tapi bukankah Anda harus bersedia melakukan hal yang tidak Anda inginkan demi mendapatkan sesuatu yang Anda dambakan?

Semoga bermanfaat.

 

photo credit: talk | WhereToTalk

Leave a Reply