Tips Mengajarkan Investasi kepada Anak

Nggak hanya berhenti di mengenalkan konsep uang pada anak saja, ada baiknya juga bagi kita—orang tua—untuk juga mulai memperkenalkan konsep investasi dan mengajarkan investasi kepada anak.

Mengapa?

Alasannya sama sih dengan ketika kita mulai memperkenalkan konsep uang pada umumnya, yaitu berharap agar anak sudah memahami konsep ini sejak dini, sehingga pada saatnya nanti mereka dapat memiliki keterampilan mengelola keuangan yang mumpuni demi hidup yang lebih sejahtera.

Di Google sebenarnya tip-tip ini juga sudah banyak, tapi di sini kira-kira kita rangkum menjadi summary yang disesuaikan dengan pengalaman pribadi dan beberapa teman. Kamu boleh juga menambahkan tip yang lain jika ada dan belum ketulis di artikel ini. Langsung ditaruh di kolom komen saja, oke? Here we go.

Mengajarkan Investasi kepada Anak

Tip Mengajarkan Investasi kepada Anak

1. Mulai dengan menabung

Begitu anak sudah bisa mengenal angka, sudah bisa perhitungan yang mudah, bisa mulai diperkenalkan dengan konsep menabung.

Terserah metodenya, karena setiap orang tua punya caranya masing-masing, dan percaya banget, merekalah yang tahu karakter anaknya. Jadi, silakan disesuaikan saja dengan kondisi masing-masing.

Kalau bingung, kita bisa dimulai dengan celengan kaleng bergambar karakter kesayangan anak, lalu lanjut dengan 3 jars method. Kalau celengan dan 3 jars method sudah jalan dengan baik, langsung lanjut dengan buka tabungan khusus anak.

Tujuannya adalah memperkenalkan berbagai habits baik dan juga memperkenalkan mengenai tujuan keuangan, yang harus mereka capai dengan menyisihkan uang.

2. Memahami bahwa uang diperoleh dari kerja

Dari mana uang datang? Kadang karena males jelasin, kita ajak anak ke ATM terus bilang, “Beli uang di sini.”

Ya, kenapa enggak sekalian mengenalkan konsep bahwa uang diperoleh dari bekerja? Perkenalan ke ATM bisa jadi hal penting. Biar bisa sekalian menjelaskan bahwa uang bukan keluar dari mesin, tapi kita harus mengisinya dulu dengan uang hasil kerja. Kita butuh kerja untuk mengisi tabungan. Barulah uang di tabungan yang diambil melalui ATM. Ya, persis kayak pas mengenalkan celengan kan?

Akan lebih bagus jika anak bisa diajarkan untuk mendapatkan penghasilan. Bisa dengan “kerja” di rumah, atau bikin proyek kelas bareng teman-temannya untuk jualan di sekolah.

3. Berkenalan dengan risiko

Hal penting tapi menantang untuk mencari cara bercerita yang tepat. Kenapa? Karena semua orang, apalagi anak-anak, suka cerita yang happy, nggak suka yang ada risiko bikin manyun. Dan, yang namanya keuangan, selalu enggak bisa dipisahkan dari risiko, baik besar maupun kecil.

Sebenarnya pengalaman anak jualan kecil-kecilan bisa jadi sumber pelajaran penting. Kalau enggak, misalnya kebetulan di rumah ada warung atau toko kecil-kecilan, bisa juga ajak si kecil sesekali ikut melayani pembeli. Dengan begini, mereka bisa dengan lebih gampang paham profit and loss, risiko nggak laku, dan malah bisa belajar mengambil keputusan.

4. Mulai mengajarkan investasi kepada anak

Kalau sudah bisa paham tentang “kerja” dan “risiko”, masuk dalam perkenalan investasi menjadi lebih mudah. Bisa mulai cerita tentang usaha, modal, dan saham.

Sedikit tip, coba deh cerita tentang IPO Roblox, sepertinya lebih gampang masuk ke kepala bocah-bocah. Tapi pakai bahasa yang gampang ya …. Atau, bisa juga dengan produk lain yang biasa anak-anak pakai atau konsumsi. Misalnya, dia suka biskuit Roma, nah, itu juga bisa dipakai tuh.

Ceritanya juga nggak harus tentang saham, investasi lain pun bisa. Yang kita rasa lebih mudah untuk dijelaskan.. Bisa saham, reksa dana, emas, atau … dogecoin?

5. Mulai praktik langsung

Setelah ada ketertarikan dari si anak, langsung action.

Beli saham perusahaan yang dia kenal 1 lot aja dulu, beli emas online, atau beli reksa dana. Pakai akun kita aja dulu.

Jangan lupa juga untuk selalu ngobrol tentang ini, bahas hal-hal menarik terkait investasi dalam bahasa yang mudah dipahami anak. Terutama, jelaskan tentang risiko ya.

6. Bermain dengan simulasi

Kalau perlu, coba gunakan sistem simulasi investasi online. Biar dia bisa belajar sambil bermain dalam lingkungan yang lebih real.

Di beberapa aplikasi saham misalnya, ada fasilitas “virtual investment”. Coba aja. Tentunya sambil didampingi, jangan sampai jadi malah ketagihan trading.

7. Sabar dan konsisten

Setiap anak berbeda. Tahapan pemahaman dan pengertian anak juga berbeda.

Cari cara yang tepat untuk berkomunikasi. Ini bukan cuma buat anak, tapi juga buat kita sebagai orang tua. Biar tetap semangat membimbing, menyesuaikan dengan kemampuan anak, nggak cepat emosi, dan nggak gampang menyerah.

Nah, itu dia beberapa tip untuk mulai mengajarkan investasi kepada anak. Memang enggak mudah, tapi akan jauh lebih mudah mengajarkannya sekarang sebelum telat, ketika anak sudah bablas nggak paham cara mengelola keuangan yang baik.

“Just like good exercise and nutrition habits, money habits are most successfully built at a younger age.” -Thomas Henske

Semoga bermanfaat!

Leave a Reply